Music Player

Sabtu, 12 April 2014

Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom

KNOWLEDGE (PENGETAHUAN)


Figure 1.1 Peta pengetahuan pada otak manusia

Pengetahuan adalah hasil dari "tahu" dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan (Notoadmojo, 2003)

Pengetahuan Empiris : pengetahuan yang menekankan pengamatan dan pengalaman indrawi. Pengetahuan empiris dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek emipiris tersebut.

Pengetahuan rasionalisme : pengetahuan yang diperoleh melalui akal budi. Pengetahuan ini bersifat apriopori, yakni tidak menekankan pada pengalaman. Contohnya, pengetahuan matematika.

  1. Pengetahuan disebut perseptif, ketika muncul secara spontan, memungkinkan orang untuk menyesuaikan dirinya secara langsung dengan situasi yang disajikan. Pengetahuan dalam arti ini lebih menyatakan dirinya melalui gerakan tangan, tingkah laku, gerakan-gerakan, sikap-sikap, tindakan, daripada dengan perkataan yang dipikirkan atau dengan keterangan yang jelas.
  2. Pengetahuan bersifat refleksif, ketika pengetahuan itu membuat objektif kodrat dari suatu realitas apa pun juga. Pengungkapannya adalah, baik dalam bentuk ide, konsep, definisi, serta putusan-putusan maupun dalam bentuk lambang, mitos, atau karya-karya seni.
  3. Pengetahun bersifat dikursif, ketika pengetahuan itu memperhatikan suatu aspek dari benda kemudian suatu aspek yang lain, ketika pengetahuan itu pergi dan datang dari keseluruhan ke bagian-bagian, dan dari bagian-bagian ke keseluruhan.
  4. Pengetahuan bersifat intuitif, ketika pengetahuan menangkap atau memahami secara langsung benda atau situasi dalam salah satu aspeknya, keseluruhan dalam satu bagian, sebab dalam akibat, konsekuensi dalam prinsip, dan sebagainya. 
  5. Pengetahuan bersifat induktif, bila menarik yang universal dari yang individual.
  6. Pengetahuan bersifat deduktif, jika menarik individual dari yang universal.
  Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan :
1. Pendidikan
    Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani) (Ihsan Fuad, 2005).
2. Media
    Media yang secara khusus didesain untuk mencapai masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.
3. Informasi
    Menurut Gordon B. Davis, informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.

Permasalahan kritis di sini adalah kompleksitas pengetahuan manusia yang sulit dijangkau secara lengkap, utuh, dan paripurna oleh budi manusia yang terbatas.


 INTELLIGENCE (PENGERTIAN)
Figure 1.2 Intelligence

 Istilah Inteligensi diambil dari kata intellectus dan kata kerja intellegere (bahasa Latin). Kata intellegere terdiri dari kata intus yang artinya dalam pikiran atau akal, dan kata legere yang berarti membaca atau menangkap. Kata intellegere dengan ini berarti membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menangkap artinya yang dalam.

 Inteligensi adalah kegiatan dari suatu organisme dalam menyesuaikan diri dengan situasi-situasi, dengan menggunakan kombinasi fungsi-fungsi seperti persepsi, ingatan, konseptual, abstraksi, imajinasi, atensi, konsentrasi. seleksi relasi, rencana, ekstrapolasi, prediksi, kontrol (pengendalian), memilih, mengarahkan. Berbeda dengan naluri, kebiasaan, adat istiadat, hafalan tanpa mempergunakan pikiran, tradisi.

Bentuk-bentuk kegiatan intelektif manusia berasal dari tahap-tahap yang paling rendah (sederhana) sampai ke tahap yang lebih tinggi (kompleks). 
1. Pengetahuan intelektif yang paling rendah atau yang paling sederhana adalah penglihatan atau penanggapan (persepsi).
2. Tahap berikutnya ada­lah jenis pengetahuan yang muncul secara tiba-tiba tanpa kesadaran yang memadai, misalnya pada waktu sedang melamun.
3. Aprehensi adalah sebagai suatu tindakan membiarkan inteligensi melewati batas-batas organis dan memanifestasikan diri secara langsung.
4. Tahap berikutnya adalah insight yang merupakan penangkapan intelektual secara mendadak mengenai objek.
5. Tahap pengetahuan yang semakin kompleks lagi adalah kegiatan bernalar yang bersifat diskursif. Istilah diskursif dari kata di-curres artinya berlari ke berbagai arah melalui induksi, deduksi, refleksi, subjektif-objektif, dan sebagainya.   
6. Tahap kegiatan intelektual yang lebih tinggi adalah tahap keputusan sebagai keyakinan akan kebenaran atau kesalahan dari hasil penyelidikan tertentu.


 AFFECTION (AFEKTIVITAS)
Figure 1.3 Binatang yang sedang menunjukkan afektivitas


Cipta (kognisi), karsa (konasi), rasa (afeksi), itulah trias-dinamika manusia, atau manusia sebagai trias-dinamika.
Diakui bahwa manusia bukan saja memiliki kemampuan kognitif-intelektual, tetapi juga afektivitas. Jelasnya, di samping pengetahuan, afektivitas juga membuat manusia berada secara aktif dalam dunianya serta berpartisipasi dengan orang lain dan dengan peristiwa-peristiwa dunianya.

Afektivitas tidak sama dengan pengetahuan, namun menjadi penggerak atau penyebab dan sekaligus akibat dari proses pengetahuan manusia dalam arti penerapannya dalam bentuk perbuatan atau tindakan.
 

Afektivitas bukan hanya tindakan ke arah kebutuhan selera, kecenderungan. atau apa yang jasmaniah saja. tetapi juga spiritual dan intelektual atau intelligible.


Jadi, untuk mencapai afetivitas, subjek harus berada dalam kondisi dimana subjek akan melahirkan kegiatan afektif. Adapun kondisi-kondisi tersebut ialah :
1. Antara subjek dan objek harus ada ikatan kesamaan atau kesatuan itu sendiri, karena ketika tidak ada kesamaan maka tidak akan ada afektivitas.
2. Nilai (baik dan buruk), dalam kondisi ini, ketika objek dipandang memiliki sebuah nilai maka subjek akan melahirkan kegiatan afektif.
3. sifat dasariah dan kecenderungan kognitif.
4. Mengenal adalah kausa dari afektivitas.  
5. Imajinasi. 


FREEDOM (KEBEBASAN)
Figure 1.4 Seseorang yang sedang merasakan kebebasan

Kebebasan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari diri manusia, juga karena kebebasan itu dalam kenyataannya merupakan suatu yang bersifat "fragile"; kebebasan bersifat sensitif dan rapuh.
 
Manusia adalah makhluk yang bebas, namun sekaligus manusia adalah makhluk yang harus senantiasa memperjuangkan kebebasannya.

Arti dan makna kebebasan pada jaman sekarang tidak bisa disempitkan hanya pada pengertian kebebasan dalam masyarakat kuno atau masyarakat pra-modern.

Kata kebebasan sering diartikan sebagai suatu keadaan tiadanya penghalang, paksaan, beban atau kewajiban.

“Freedom is self-determination”. Berdasarkan pengertian itu dapat dikatakan bahwa kebebasan merupakan sesuatu sifat atau ciri khas perbuatan dan kelakuan yang hanya terdapat dalam manusia dan bukan pada binatang atau benda-benda.

Secara ringkas Louis Leahy membedakan tiga macam atau bentuk kebebasan, yaitu kebebasan fisik, kebebasan moral dan kebebasan psikologis.
1. Kebebasan fisik menurut Louis Leahy adalah ketiadaan paksaan fisik. Artinya adalah tidak adanya halangan atau rintangan-rintangan eksternal yang bersifat fisik atau material.
2. Kebebasan psikologis berarti ketiadaan paksaan secara psikologis. Orang dikatakan bebas secara psikologis jika ia mempunyai kemampuan untuk mengarahkan hidupnya. 
3. Kebebasan moral sebagai ketiadaan paksaan moral hukum atau kewajiban. Kebebasan moral tidak sama dengan kebebasan psikologis.

Daftar Pustaka

Sumber Utama :
1. Slide Binus Maya Human Philosophical Reflections 2: Knowledge, Intelligence, Affection, and Freedom (diambil dan disarikan pada tanggal 12 April 2014 dari Slide Binus Maya)

Sumber Gambar :
1. http://knowledgeandmanagement.files.wordpress.com/2008/01/phrenology10.jpg (diunduh pada tanggal 12 April 2014 dari wordpress)
2. http://sqi.co/wp-content/uploads/2010/09/Three-Dimensions-of-Intelligence.png (diunduh pada tanggal 12 April 2014 dari sqi.co)
3. http://www.betterphoto.com/uploads/processed/0814/0803310649091showing_affection.jpg (diunduh pada tanggal 12 April 2014)
4. http://disciplegideon.files.wordpress.com/2012/02/freedom.jpg (diunduh pada tanggal 12 April 2014 dari wordpress)

 
 



 

2 komentar: